Marelan - Pasca maraknya pemberitaan pembuangan bangkai babi di sejumlah tempat yang bermuara di sei bederak serta danau siombak, berdampak terhadap rendahnya animo masyarakat mengkonsumsi beberapa jenis ikan
Sehingga pedagang ikan dan nelayan mendapat imbas berupa menurunnya hasil pendapatan secara drastis. tangkapan nelayan menjadi kurang laku untuk dipasarkan, ketakutan masyarakat karena ikan-ikan dan sejenisnya dikhawatirkan terjangkit virus Hog Cholera dari bangkai babi yang di buang kesungai, termasuk sei bederak dan Danau Siombak Anggapan ikan ikan terjangkit Virus di ikuti dengan polemik haram nya mengkonsumsi ikan disebabkan terkontaminasi bangkai babi yang berjumlah cukup banyak.
Zulfahri Siagian SE selaku Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut, meng-inisiasi langkah pengujian terhadap ikan yang ada di sei bedera dan siombak pada senin 18/11/2019 . Uji di laboratorium sebagai upaya solutif dan membantu Pemerintah untuk menyelesaikan polemik yang berdampak bagi kehidupan pedagang, nelayan dan masyarakat luas, " ujarnya, Fahri didampingi sejumlah pengurus, mengatakan, "kalau kita tidak cepat dan tepat mengurai dan menyelesaikan masalah ini, tentu dampak sosial dan ekonominya akan menggerus banyak aspek, selain pasar lokal, skala nasional dan international juga akan terganggu serta mempengaruhi pasar ikan hasil tangkapan nelayan di perairan kita, tidak hanya nelayan tapi rumah makan dan resto resto yang mengandalkan menu hasil laut juga bisa terancam sepi pengunjung, ungkap Fahri kepada Ksjmedan.com disela sela acara tersebut.
hadir dalam pengambilan sample untuk di uji diantaranya, Perdana Ginting dan Roiyan Dhuah dari Balai Karantina ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM), Dra.Erlita Rahman dari BPOM Medan, petugas dari Laboratorium pengujian dan pengendalian mutu hasil perikanan Sumut, DJ.Naibaho mewakili Ditpolairdasu, H.Nurdin selaku Ketua MUI Kecamatan Medan Marelan, Saharuddin Ketua KSJ serta para insan pers.
Perdana Ginting mengatakan pihaknya akan menguji terhadap sample ikan yang diambil dari 2 lokasi terpisah yaitu sei bedera dan siombak. Apakah ikan-ikan tersebut ikut tercemar Virus Hog Cholera akibat adanya pembuangan bangkai babi kemarin di sungai-sungai ' tiga hari kedepan kita sudah bisa memberikan hasil dari uji yang di lakukan terhadap sample ikan yang kita ambil hari ini" ujarnya.
H.Nurdin selaku ketua MUI Kecamatan Medan Marelan menyambut baik langkah yang dilakukan oleh HNSI Sumut untuk menjawab persoalan yang muncul dimasyarakat.
" Yang namanya ikan tidak ada yang haram sekalipun bangkai ikan. Terkecuali untuk jenis ikan tertentu, yang apa bila dimakan mendatangkan mudharat baru haram untuk kita makan. Jadi tidak ada alasan masyarakat untuk takut makan ikan sungai maupun laut yang selama ini biasa kita makan " ujar H.Nurdin.
Saharuddin Ketua Komunitas Sedekah Jumat (KSJ) mengapresiasi upaya yang dilakukan HNSI Sumut, Aktivis Masyarakat Medan Utara ini meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diminta memperkuat upaya yang telah di lakukan oleh HNSI Sumut, "Pemprovsu harus gerak cepat, baik dalam upaya cegah tangkal penyebaran virus maupun pembuangan bangkai babi dengan mempersiapkan area tertentu, semestinya dinas terkait sudah menyusun langkah strategis untuk antisipasi agar hal ini tidak berulang, termasuk kampanye agar trans publik terhadap keamanan memakan ikan kembali pulih, "jelasnya. (Tim/Gusleo Ksj)